UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT
PERAGA “GARUDA TOT MAN” PADA SISWA KELAS V
SDN MANGKUBUMEN LOR
NO.15 SURAKARTA
SEMESTER I
TAHUN 2015/2016
SRI REJEKI, S.Pd
Guru SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta
ABSTRAK
Sri Rejeki. UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT
PERAGA “GARUDA TOT MAN” PADA SISWA KELAS V SDN MANGKUBUMEN LOR NO.15
SURAKARTA SEMESTER I TAHUN
2015/2016. Penelitian Tindakan
Kelas.
Surakarta: Dinas Dikpora Kota Surakarta, Maret
2016.
Penelitian
ini bertujuan unuk meningkatnya aktivitas
dan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN
Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015. Mengapa aktivitas
belajar perlu ditingkatkan sebab kalau tidak ditingkatkan karena aktivitas
belajar sangat diperlukan dalam proses memahami materi. Kalau siswa kurang
aktif dalam belajar IPA maka konsep-kondep dalam pelajaran IPA yang seharusnya
dilakukan dengan pengalaman eksperimen tidak akan tercapai.Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan bentuk
penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus.
Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA dengan penggunaan alat peraga “
Garuda Tot Man” dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA siswa pada materi organ tubuh manusia. Peningkatan
aktivitas belajar IPA siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas
belajar IPA melalui
observasi siswa yaitu:
sebelum tindakan rata-rata aktivitas belajar
IPA siswa adalah 79,56 atau kategori sedang, kemudian pada siklus I
rata-rata aktivitas belajar IPA siswa meningkat menjadi 83,68 atau kategori baik dan pada
siklus II rata-rata aktivitas
belajar IPA siswa meningkat menjadi 92,21 atau kategori sangat
baik. Selain
itu, nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal adalah 75,00 pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar
IPA siswa meningkat menjadi 85,80 serta rata-rata hasil
belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II tambah meningkat menjadi 95,20 . Sebelum
dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai KKM > 77,00 sebanyak 22 siswa (64,70 %), pada siklus I
meningkat menjadi 31 siswa (91,18 %) serta pada siklus II
meningkat menjadi 33 siswa (97,06 %).
Dengan demikian alat peraga “ Garuda Tot Man” dapat digunakan
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V.3
SDN Mangkubumen Lor No.
15 Surakarta pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Aktivitas , Hasil Belajar, Alat Peraga
“Garuda Tot Man”
Pembelajaran IPA di sekolah dasar
berorientasi agar peserta didik mampu memiliki kecakapan, baik ditinjau dari
aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aspek pengetahuan mengarah pada
penguasaan peserta didik dalam memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya
dalam kehidupan sehari-hari. Aspek sikap mengacu pada sikap ilmiah yang harus
dimiliki peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPA. Sementara aspek
keterampilan mengacu pada kemampuan peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan yang telah dimilikinya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Ketiga aspek tersebut harus dimiliki oleh peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
Proses pembelajaran IPA harus
melibatkan peserta didik agar dapat aktif, berpikir kritis, dan bertindak
kreatif jika dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar. Hal ini dikarenakan IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan
tentang benda-benda dan makhluk-makhluk, tetapi juga merupakan cara kerja, cara
berpikir, dan cara memecahkan masalah (Iskandar, 2001: 5). Proses pembelajaran
IPA akan lebih efektif jika ditekankan pada pendekatan keterampilan proses
sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep,
teori-teori, dan sikap ilmiah siswa itu sendiri (Trianto, 2008: 71).
Hal
tersebutlah yang dapat menyebabkan kurang bermaknanya pelajaran IPA saat ini, sehingga
menyebabkan aktivitas belajar siswa menjadi rendah dan pembelajaran cenderung
pasif. Padahal, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendekatan
pengajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran seharusnya siswa
diposisikan sebagai pusat perhatian atau dengan kata lain siswa yang aktif.
Selain itu, menurut Sardiman A. M., aktivitas siswa tidak hanya
mendengarkan dan mencatat saja tetapi lebih menitikberatkan pada aktivitas atau
keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode ceramah lebih
cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak
didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik.
Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak
didik dirugikan. Akibatnya,
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil
belajar yang diperoleh belum memuaskan dan terbilang masih rendah (Sardiman, A. M., 2003: 95).
Sedangkan tujuan setelah selesainya
penelitian ini yaitu meningkatnya aktivitas
dan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN
Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015. Mengapa aktivitas belajar perlu
ditingkatkan sebab kalau tidak ditingkatkan karena aktivitas belajar sangat
diperlukan dalam proses memahami materi. Kalau siswa kurang aktif dalam belajar
IPA maka konsep-kondep dalam pelajaran IPA yang seharusnya dilakukan dengan
pengalaman eksperimen tidak akan tercapai.
Maka masalahnya adalah bagaimana cara
meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia. Agar masalah di atas dapat
teratasi maka perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu
pembelajaran menggunakan alat peraga “GARUDA TOT MAN” untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPA bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta.
Sesuai dengan latar belakang yang
telah peneliti kemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah melalui
penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA bagi siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015/2016 ? (2) Apakah melalui
penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA bagi siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015/2016 ? (3) Apakah melalui penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA bagi siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015/2016 ?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen
Lor No. 15 Surakarta melalui penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man”.(2) Untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA
pada siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta melalui
penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man”. (3) Untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen
Lor No. 15 Surakarta melalui penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man”.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
(1) Meningkatnya
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man” .(2) Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man”
. (3) Meningkatnya
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man”
.
LANDASAN
TEORI
Hakikat
Aktivitas
Leont'ev menyatakan human activity is also socially mediated.
Too often though, focus is placed on human action. Kalimat tersebut menyatakan bahwa
aktivitas manusia merupakan perantara sosial. Sosial ini lebih ditekankan pada
tindakan manusia (Leont'ev
dalam Mlitwa, 2007:
110).
Martinis Yamin menyebutkan bahwa
dalam diri siswa terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja
sendiri. Prinsip inilah yang dapat mengendalikan siswa. Dengan kata lain, untuk
dapat mengendalikan (mengarahkan) siswa, dibutuhkan suatu aktivitas (Martinis Yamin, 2007: 77). Dimyati
juga menambahkan bahwa aktivitas pembelajaran siswa dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan
masalah (Dimyati
dalam Martinis Yamin, 2007: 77). Sehingga
aktivitas siswa sangat berperan dalam pembelajaran.
Menurut Sriyono, aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku
yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas-tugas,
dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Sriyono dalam http://ipotes.wordpress.com/ 2008/05/24/ prestasi-belajar/2008).
Pengertian
Belajar
Menurut
Sardiman A. M., belajar
dalam arti luas yaitu kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit belajar adalah usaha penguasaan materi
ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya (Sardiman A. M., 2000: 20).
Sedangkan
pengertian belajar
yang lain ialah
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
Aktivitas Belajar
Dalam
proses pembelajaran, keaktifan
peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh
guru sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil
yang optimal. Dengan bekerja,
siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku
lainnya, termasuk sikap dan nilai.
Aktivitas
pembelajaran adalah aktivitas jasmani maupun aktivitas mental yang dapat
digolongkan menjadi 5
macam aktivitas, yaitu: (1)
aktivitas visual, (2)
aktivitas lisan, (3)
aktivitas mendengarkan, (4)
aktivitas gerak, dan (5)
aktivitas menulis (Moh. Uzer Usman,
2005:
22).
Rosseau menyatakan bahwa dalam belajar
segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik
secara rohani maupun teknis (Rosseau dalam Sardiman A. M., 2000: 96). Hal ini
menunjukkan bahwa setiap orang yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya
aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Lebih lanjut Montessori
menegaskan bahwa anak-anak itu memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri,
membentuk sendiri, dan pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati
bagaimana perkembangan anak didiknya (Montessori dalam Sardiman A. M., 2000:
96). Aktivitas pembelajaran siswa dapat memberikan banyak manfaat.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yang
dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik dalam hal kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas.
Sependapat dengan hal itu, Moh. Uzer
Usman mengelompokkan aktivitas pembelajaran menjadi 5 macam, yaitu:
1) Visual activity
2) Oral activity
3) Listening activity
4) Motor activity
5) Writing activity
Aktivitas menulis ini seperti
mengarang, membuat surat, dan membuat makalah (Moh. Uzer Usman, 1995: 22).
Aktivitas
Belajar IPA
Aktivitas
belajar IPA tidak sekedar menghafalkan konsep-konsep, teori-teori atau
menghafal gejala-gejala. Belajar IPA harus melibatkan unsur proses atau
aktivitas baik mental dan fisik agar siswa memperoleh pengalaman-pengalaman
nyata (Suyitno Al, 1995:113).
Dari
pengertian aktivitas belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
IPA adalah kegiatan belajar IPA yang melibatkan kemampuan intelektual,
emosional, fisik dan mental, baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis,
berbuat,
maupun pembentukan sikap secara terpadu supaya tercapai prestasi belajar IPA
yang baik.
Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan dari sisi guru (Dimyati dan Mudjiono dalam http: //indramunawar.
blogspot. com /2009/06/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2009). Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan
dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau
setidaknya sebagian besar (75%) (Mulyasa, 2006: 102).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah keluaran dari suatu interaksi
tindak mengajar atau tindak belajar yang mempengaruhi tingkat perkembangan
mental seseorang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitiannya
adalah siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta semester 1 (satu) tahun pelajaran 2015/
2016, dengan jumlah siswa 34 siswa yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 18
siswa perempuan.
Setting
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/ 2016. SDN Mangkubumen
Lor No. 15 beralamat di Jalan dr. Moewardi
No. 42, Penumping, Laweyan, Surakarta. Penelitian ini akan
dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan hingga pelaporan hasil
penelitian yang dilakukan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Agustus 2015 sampai
dengan Desember 2015.
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan
bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan,
maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.
Observasi
Pengamatan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung
dengan tujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur atau menilai aktivitas guru dan siswa kelas V. SD Negeri Mangkubumen
Lor No. 15 Surakarta serta penggunakan alat peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan
Organ Tubuh Manusia) saat pembelajaran berlangsung.
Alat penilaian
yang digunakan meliputi:
a.
Observasi dari teman sejawat yaitu guru
kelas V.2 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, yaitu dengan menggunakan
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).
b.
Observasi terhadap
siswa kelas V.-3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta yang
difokuskan pada pengamatan aktivitas
belajar siswa.
2.
Tes
Tes yang dilakukan
oleh peneliti digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
dilakukan tindakan sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan
diambil dalam memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti
mengadakan tes tertulis yang dilaksanakan setelah siswa melakukan aktifitas belajar IPA. Siswa mengerjakan
ulangan tertulis dengan tujuan untuk
mengetahui pemahaman siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPA.
Hasil tes ini digunakan sebagai alat ukur ketercapaian hasil belajar IPA
siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta. Hasil tes
diperoleh dari pra siklus, siklus I
dan siklus II.
3.
Dokumentasi
Data dokumen
yang digunakan peneliti sebagai sumber informasi dalam penelitian ini berupa
silabus IPA kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto dan video kegiatan
pembelajaran, hasil observasi selama proses pembelajaran, serta hasil tes dan
hasil kerja siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta Tahun ajaran
2015/ 2016 sebelum dan sesudah penggunakan alat
peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia) .
Teknik Analisa Data
1. Reduksi
Data
Dalam
penelitian ini reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data
kondisi SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, data nilai aktivitas belajar
siswa, data hasil observasi guru dan siswa SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15
Surakarta, serta data hasil pengamatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga “ Garuda Tot Man”.
2. Penyajian
Data
Setelah
data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Penyajian data memungkinkan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari penelitian
digabungkan dan disimpulkan. Penyajian data yang telah direduksi disusun dan
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian.
Data yang akan
disajikan dalam penelitian ini meliputi data kondisi SD Negeri Mangkubumen Lor
No. 15 Surakarta, data nilai aktivitas
dan hasil belajar siswa, data hasil
observasi guru terhadap siswa, data hasil pengamatan saat pembelajaran penggunakan alat peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan
Organ Tubuh Manusia), serta data hasil dokumentasi guru sebelum
dan sesudah tindakan penggunakan alat
peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia) dalam pembelajaran.
3. Penarikan
Kesimpulan
Penarikan kesimpulan
merupakan suatu proses peninjauan kembali pada benar tidaknya data yang
diperoleh dalam pelaksanaan penelitian. Penarikan kesimpulan awal masih
bersifat sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan melalui
perefleksian kembali sehingga mendapatkan kebenaran ilmiah.
Indikator Kinerja
Penelitian tindakan kelas ini
berhasil apabila penggunakan alat
peraga “Garuda Tot Man “ (
Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia) dapat
meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar pada mata pelajaran IPA terhadap siswa kelas V.3 SD Negeri
Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta dengan
KKM (Kriteria Ketutasan Minimal) sebesar 77. Indikator kinerja yang ingin dicapai untuk aktifitas belajar siswa
ditargetkan berubah dari kondisi awal ada 10 siswa atau 30% siswa yang kurang
aktif, maka pada kondisi akhir ditargetkan tinggal 2 siswa saja.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal
aktivitas belajar siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tergolong
sedang. Ada 2 siswa yang meraih kategori nilai baik sekali, 6 siswa
kategori baik, 14 siswa kategori sedang, 7 siswa kategori kurang dan masih ada
5 siswa dalam kategori kurang sekali. Fakta tersebut menunjukkan aktivitas
siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta masih perlu
ditingkatkan.Terlihat pula bahwa aktivitas belajar siswa kelas V.3 SDN
Mangkubumen Lor No.15 Surakarta pada kondisi awal menunjukkan Keaktifan Melihat
skor nilai 78 dalam kategori sedang, Keaktifan Berbicara skor 73 kategori
sedang, Keaktifan Mendengarkan skor 71 kategori sedang, Keaktifan Menulis skor
73 kategori sedang dan Keaktifan Mental skor 80 dalam kategori sedang. Fakta
tersebut menunjukkan aktivitas siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No.15
Surakarta masih dalam kondisi sedang dan ini sangat perlu ditingkatkan.
Pada
prasiklus terdapat 12 siswa yang belum mencapai nilai KKM yaitu 35,29%.
Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai KKM sejumlah 22 orang atau 64,70%.
Rata-rata nilai pada pra siklus adalah 79,56.
Hasil belajar IPA pada kondisi awal prestasi terendah 50, prestasi
tertinggi 95, prestasi rerata 79,56 dan jumlah siswa lulus KKM 22, Jumlah siswa
tidak lulus KKM 12. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V.3
SDN Mangkubumen Lor No. 15 masih rendah dan perlu ditingkatkan. Perolehan nilai
hasil belajar IPA pra siklus berdasarkan rentang nilai dapat dilihat dalam
diagram pastel berikut.
Diagram pastel perolehan nilai hasil
belajar Pra Siklus
Deskripsi Siklus I
Aktivitas belajar IPA
pada siklus I menunjukkan bahwa ada 9 siswa memperoleh kategori nilai sangat
baik, 13 siswa memperoleh kategori baik, 12 siswa kategori sedang dan tidak ada
siswa kategori kurang. Data Keaktifan Melihat dalam kategori baik dengan skor
88, Keaktifan Berbicara kategori sedang dengan nilai 86, data Keaktifan
Mendengarkan dalam kategori sedang dengan skor 84, Keaktifan Menulis dalam
kategori sedang dengan skor 82 dan Keaktifan mental dalam kategori baik dengan
skor 89. Dengan melihat hasil data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui
bahwa ada peningkatan nilai aktivitas belajar pada siklus I dibandingkan
kondisi pra siklus.
Pada siklus I terdapat 3
siswa yang belum mencapai nilai KKM yaitu 8,82%. Sedangkan siswa yang
sudah mencapai nilai KKM sejumlah 31 orang atau 91,18%. Rata-rata nilai pada
siklus I adalah 83,68. Hasil belajar IPA pada kondisi awal menunjukkan prestasi
terendah 70, prestasi tertinggi 100, prestasi rerata 83,68. Jumlah siswa lulus
KKM 31 dan jumlah siswa tidak lulus KKM 3 orang. Sedangkan perolehan nilai
hasil belajar IPA pra siklus berdasarkan rentang nilai dapat dilihat dalam
diagram pastel berikut.
Diagram Pastel Rentang Nilai Siklus
I
Refleksi Siklus I
Dengan melihat hasil
data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui bahwa ada peningkatan nilai
aktivitas belajar pada siklus I dibandingkan kondisi pra siklus. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa melalui pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas
V SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari
kondisi awal aktivitas belajarnya rata-rata 75 ( kategori sedang ) ke siklus I
dengan rata-rata aktivitas belajar 85,8 ( kategori baik ). Nilai terendah
meningkat dari 50 menjadi 70 atau meningkat 28,57%, rerata nilai meningkat dari
79,56 menjadi 83,68 atau 4,92%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa melalui
pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No. 15
Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari kondisi awal hasil belajarnya
rata-rata rerata 79,56 ke siklus I
dengan rata-rata hasil belajar 83,68.
Deskripsi Siklus II
Hasil data nilai
aktivitas belajar IPA pada siklus II menunjukkan bahwa ada 9 siswa memperoleh
kategori nilai sangat baik, 13 siswa memperoleh kategori baik, 12 siswa
kategori sedang dan tidak ada siswa kategori kurang. Data Keaktifan Melihat
dalam kategori baik dengan skor 88, Keaktifan Berbicara kategori sedang dengan
nilai 86, data Keaktifan Mendengarkan dalam kategori sedang dengan skor 84,
Keaktifan Menulis dalam kategori sedang dengan skor 82 dan Keaktifan Mental
dalam kategori baik dengan skor 89. Dengan melihat hasil data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui bahwa ada
peningkatan nilai aktivitas belajar pada siklus II dibandingkan kondisi siklus
I. pada siklus II terdapat 3 siswa yang belum mencapai nilai KKM yaitu
8,82%. Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai KKM sejumlah 31 orang atau
91,18%. Rata-rata nilai pada siklus I adalah 83,68. Hasil belajar IPA pada
kondisi awal menunjukkan prestasi terendah 70, prestasi tertinggi 100, prestasi
rerata 83,68. Jumlah siswa lulus KKM 31 dan jumlah siswa tidak lulus KKM 3
orang. Sedangkan perolehan nilai hasil belajar IPA siklus I berdasarkan rentang nilai dapat dilihat dalam
diagram pastel berikut.
Grafik 9. Diagram Pastel Rentang
Nilai Siklus II
Refleksi Siklus II
Dengan
melihat hasil data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui bahwa ada
peningkatan nilai aktivitas belajar pada siklus II dibandingkan kondisi siklus
I. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
melalui pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas
belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor
No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari kondisi siklus I
aktivitas belajarnya rata-rata 85,8 ( kategori baik )ke siklus II dengan
rata-rata aktivitas belajar 95,2 ( kategori sangat baik ). Nilai terendah meningkat dari 70 menjadi 75 atau meningkat
6,67%, rerata nilai meningkat dari 83,68 menjadi 92,21 atau 9,25%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa melalui pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor
No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari kondisi siklus I
belajarnya rata-rata rerata 83,68 ke siklus II dengan rata-rata hasil belajar
92,21.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir yang telah
diuraikan di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai
berikut : Melalui
penggunaan alat peraga “ Garuda Tot Man” ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh
Manusia ) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran IPA pada siswa kelas V.3 SD N Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ 2016.
Sedangkan berdasarkan hasil tindakan dua siklus yang telah dilaksanakan
dalam pembelajaran dapat ditarik simpulan bahwa dengan menggunakan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Tahun Pelajaran 2015/2016. Selain itu,
berdasarkan data hasil tingkat ketuntasan
belajar siswa juga mengalami
peningkatan, pada kondisi awal yaitu 22 siswa atau 64,70 % siswa yang
tuntas (KKM > 77) dengan rata-rata 75,00 kemudian pada siklus I sebanyak 31 siswa atau 91,18% siswa yang tuntas (KKM > 77) dengan rata-rata 91,18
dan pada siklus II sebanyak 33 siswa atau 97,06% siswa yang tuntas (KKM > 77) dengan rata-rata 95,20. Dengan demikian,
penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man”
dalam pembelajaran IPA materi OrganTubuh Manusia dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester
I tahun pelajaran 2015/2016.
DAFTAR
PUSTAKA
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press
Martinis Yamin. 2007. Kiat
Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
Mlitwa.
2007. International Education Journal: Technology for teaching and learning in higher education
contexts: Activity theory and actor network theory analytical perspectives. Afrika Selatan: Cape Peninsula
University of Technology (CPUT).
Moh. Uzer
Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakartya
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sardiman, A.M.
2000. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Slameto. 2003.
Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Suyitno Al.
1995. Cakrawala Pendidikan: Karakteristik
IPA dan Konsekuensi Pembelajarannya Bagi Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta:
IKIP Yogyakarta