Rabu, 20 April 2016

MAteri Matematika kls. 5 smt.2 : Sifat Bangun Datar

Sifat-sifat Bangun Datar Terlengkap

Nah pada kesempatan kali ini saya akan sedikit memberikan informasi mengenai Sifat-sifat bagun datar. Bangun datar yang merupakan sebutan untuk bangun-bangun 2 D atau dua dimensi yang dimana bangun datar tersebut memiliki sifat masing satu sama lain berbeda-beda. Berikut ini sedikit penjelasan mengenai sifat-sifat bangun datar.

Macam-macam bangun ruang yang ada dan yang sering dipelajarai:

Sifat-sifat Persegi Panjang
  • Memiliki empat sisi serta empat titik sudut
  • Memliki dua pasang sisi sejajar yang berhadapan dan sama panjang
  • Memiliki empat buah sudut yang besarnya 90° ( siku-siku )
  • Memliki dua diagonal yang sama panjang
  • Memiliki dua buah simetri lipat
  • Memliki simetri putar tingkat dua
Sifat-sifat Persegi
  • Memiliki empat sisi serta empat titik sudut
  • Memiliki dua pasang sisi yang sejajar serta sama panjang
  • Keempat sisinya sama panjang
  • Keempat sudutnya sama besar yaitu 90° ( sudut siku-siku )
  • Memiliki empat buah simetri lipat
  • Memiliki simetri putar tingkat empat
Sifat-sifat Bangun Datar Terlengkap
Bentuk-bentuk bangun datar
Sifat-sifat Jajar Genjang
  • Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
  • Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
  • Memiliki dua buah sudut tumpul dan dua buah sudut lancip
  • Sudut yang berhadapan sama besar
  • Diagonal yang dimiliki tidak sama panjang
  • Tidak memiliki simetri lipat
  • Memiliki simetri putar tingkat dua
Sifat-sifat Belah Ketupat
  • Memiliki empat buah sisi dan empat buah titik sudut
  • Keempat sisinya sama panjang
  • Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar
  • Diagonalnya berpotongan tegak lurus
  • Memiliki dua buah simetri lipat
  • Memiliki simetri putar tingkat dua
Sifat-sifat Layang-Layang
  • Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
  • Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang
  • Memiliki dua sudut yang sama besarnya
  • Diagonalnya berpotongan tegak lurus
  • Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama panjang
  • Memiliki satu simetri lipat
Sifat-sifat Trapesium
  • Memiliki empat sisi dan empat titik sudut
  • Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
  • Sudut-sudut diantara sisi sejajar besarnya 180°
Sifat-sifat Segitiga
  • Mempunyai 3 sisi dan tiga titik sudut
  • Jumlah ketiga sudutnya 180
Sifat-sifat Lingkaran
  • Mempunyai satu sisi
  • Memiliki simetri putar dan simetri lipat tak berhingga
Masih banyak yang harus kita pelajari dari bangun datar. Rajin rajin membaca yaaaa.....

MATERI PKn Kls. 5 : KEPUTUSAN BERSAMA

Setiap organisasi pasti terdapat perbedaan. Misalnya perbedaan pendapat pikiran dan sebagainya. Untuk mengatasi perbedaan ini ada aturan-aturan yang harus ditaati bersama. Salah satu cara untuk mengatasi perbedaan adalah dengan musyawarah. Musyawarah diakukan untuk menetapkan keputusan bersama. Keputusan bersama adalah keputusan yang melibatfcan semua orang yang berkepentingan dan semua anggota organisasi. Semua warga harus terlibat dalam pengambilan keputusan. Beberapa nilai dasar yang harusdiperhatikan dalam melakukan musyawarah antara lain :
  1. Kebersamaan
  2. Persamaan hak
  3. Kebebasan mengemukakan pendapat
  4. Penghargaan terhadap pendapat orang lain
  5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab
Ketika mengadakan musyawarah nilai dasar ini tidak boleh ditinggalkan. Dalam bermusyawarah seluruh peserta harus mendapatkan persamaan hak. Bentuk-bentuk Keputusan Bersama
Dalam sebuah organisasi, keputusan bersama dapat diambil melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Musyawarah untuk mufakat
Musyawarah untuk mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang mengedepankan kebersamaan. Musyawarah dilakukan dengan cara memperternukan semua pendapat yang berbeda-beda. Setelah semua pendapat didengar dan ditampung diambil pendapat yang disepakati bersama.
2. Pemungutan suara
Cara musyawarah untuk mufakat tidak selalu membuahkan hasil. Hal ini terjadi bila ada perbedaan pendapat dan tidak dapat diselesaikan, jika demikian ditempuhlah pemungutan suara atau voting, tujuannya untuk mendapatkan keputusan bersama. Voting merupakan cara kedua jika cara musyawarah untuk mufakat gagal dilakukan.
3.Aklamasi
Aklamasi adalah pemyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota kelompok. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yang dikehendaki oleh semua anggota kelompok.

SOAL MATEMATIKA KLS. 5 SMT 2

Selamat Belajar ya, Naak....

Senin, 18 April 2016

Peristiwa Menjelang Proklamasi : Materi IPS kelas V smt 2

Proklamasi kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari Jepang, melainkan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Pada awal tahun 1945 kedudukan Jepang di medan perang makin terdesak oleh Sekutu. Jepang makin giat mendekati dan merayu bangsa Indonesia, supaya bangsa Indonesia mau membantunya. Setelah Jepang terdesak Sekutu pada bulan September 1944, Jepang memberikan
janji kemerdekaan pada Indonesia. Agar lebih menyakinkan janji tersebut, lagu Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan dan bendera Merah Putih boleh dikibarkan di samping bendera Jepang. Langkah pertama yang dilakukan Jepang adalah membentuk suatu badan yang bernama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945. BPUPKI dilantik pada tanggal 29 Mei 1945 dengan anggota 63 orang. Tugas utamanya adalah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Para pemimpin bangsa Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. BPUPKI segera bersidang yang dipimpin oleh ketuanya yaitu Dokter Rajiman Wedyodiningrat. Dalam sidang BPUPKI yang pertama tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 para pemimpin bangsa kita berhasil menyusun konsep rumusan Pancasila, yang setelah mengalami beberapa perubahan menjadi dasar negara kita sekarang. 
Sidang BPUPKI yang kedua tanggal 10-16 Juli 1945 berhasil merumuskan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) karena tugasnya dianggap selesai. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan sebagai wakil ketuanya ialah Drs. Mohammad Hatta Dalam sidangnya, Ir. Soekarno menyampaikan pidato tentang dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Selanjutnya, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta membentuk panitia kecil (Panitia Sembilan) yang menyusun asas dan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum di dalam Piagam Jakarta (The Jakarta Charter) .
Selama pendudukan Jepang yang penuh kekejaman itu, bangsa kita gigih berjuang mempersiapkan kemerdekaan. Bangsa Indonesia memanfaatkan sebaikbaiknya wadah organisasi yang ada untuk perjuangan menuju kemerdekaan. Kedudukan Jepang semakin terdesak setelah dijatuhi bom atom di Hirosima, pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Akibat bom atom ini negeri Jepang menjadi hancur berantakan. Berita tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 didengar oleh para pejuang Indonesia. Mereka mengikuti perkembangan Perang Pasifik dengan mendengarkan siaran radio luar negeri secara sembunyisembunyi, karena hal ini dirahasiakan oleh Jepang.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Bung Karno, Bung Hatta, dan Dokter Rajiman Wedyodiningrat kembali ke tanah air dari Dallat, Vietnam. Mereka baru saja menghadap Marsekal Terauci, Panglima Tertinggi Mandala Selatan. Begitu tiba ditanah air, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta disambut oleh para pemuda pejuang kita. Bung Karno dan Bung Hatta didesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ingin lebih dahulu merundingkan masalah Proklamasi Kemerdekaan dalam sidang panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tetapi, para pemuda tidak sabar menantikan PPKI bersidang, dan tetap bersikeras memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta untuk dibawa ke Rengasdenglok. Sore harinya, Soekarno- Hatta diantar kembali ke Jakarta. Malam harinya,
Soekarno-Hatta mengumpulkan para anggota PPKI dan para pemimpin pemuda. Mereka diajak bermusyawarah untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan. Sebagai tempat musyawarah, Mr. Ahmad Subarjo memilih rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta. Ia adalah sahabatnya yang menjabat Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang. Sekarang rumah ini menjadi gedung Museum Proklamasi.
Para anggota PPKI dan para pemuda berkumpul di rumah depan, sedangkan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo masuk ke ruangan dalam menyiapkan naskah proklamasi.
Dini hari tanggal 17 Agustus 1945, naskah proklamasi selesai disusun. Semua yang hadir sepakat menyetujui isi konsep naskah tersebut. Angka tahun pada konsep ini ditulis dengan tahun Jepang '05, singkatan dari tahun 2605. Tahun Jepang 2605 sama dengan tahun Masehi 1945. Pemuda Sukarni mengusulkan agar naskah proklamasi kemerdekaan ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Konsep naskah kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Naskah itulah yang kemudian menjadi naskah proklamasi kemerdekaan yang autentik.
Pada saat musyawarah malam itu juga diputuskan bahwa proklamasi akan dibacakan pada saat itu juga pukul 10.00. Pembacaan di kediaman Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi) No. 56, Jakarta Tempat kediaman Ir. Soekarno, sudah mulai sibuk. Beberapa orang anggota PPKI dan para pejuang muda dengan penuh semangat bekerja mempersiapkan peralatan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Di rumah Bung Karno telah disiapkan tiang bendera dari bambu.
Datanglah kemudian tokoh-tokoh masyarakat dan sekitar seribu orang rakyat yang ingin menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia tersebut. Bendera pusaka merah putih dijahit oleh Ibu Fatmawati yang sekarang disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional (Monas) bersamaan dengan naskah teks proklamasi.Sebagai pengibar bendera merah putih pada upacara tersebut adalah Latief Hendraningrat dan S.Suhud. Pengibaran bendera diiringi lagu kebangsaan Indonesia "Indonesia Raya " ciptaan WR. Supratman. Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 tepat pukul 10.00 WIB di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, setelah menyampaikan pidato pengantar singkat, dengan didampingi Drs. Mohammad Hatta, Ir. Soekarno mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.




Jawab denga teliti dan sungguh-sungguh yaaa....




SOAL UKK IPA KELAS V



Selamat mengerjakan....

Materi IPA Kls. 5 DAUR AIR

Tahapan-tahapan dalam daur, yaitu:
a. Air yang terkena panas matahari akan menguap membentuk uap air.
Peristiwa penguapan ini disebut evaporasi.
b. Uap air naik ke udara membentuk awan.
c. Semakin ke atas, udara semakin dingin sehingga terjadi kondensasi dan
terbentuklah embun.
d. Embun berubah menjadi titik-titik air.
e. Titik-titik air yang jenuh akan jatuh ke bumi. Peristiwa inilah yang disebut
hujan. Sebagian air hujan meresap ke dalam tanah. Sebagian lagi akan
mengalir di permukaan tanah (laut, sungai, danau, dan sebagainya).










Foto Kegiatan Belajar IPA








Terimakasih 'tuk anak-anakku kelas V.3
Semangat belajarmu sungguh hebat....




Selasa, 12 April 2016

Panduan FLS2N Tahun 2016

Buat persiapan ajang lomba siswa-siswi kita :   di ajang FLS2N lihat di  Panduan FLS2N


atau tersedia juga di facebookmy facebook

Artikel Penelitian Tindakan Kelas

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA  MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA  “GARUDA TOT MAN” PADA SISWA KELAS V
SDN MANGKUBUMEN LOR NO.15 SURAKARTA
SEMESTER I TAHUN 2015/2016



SRI REJEKI, S.Pd
Guru SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta

ABSTRAK
            
Sri Rejeki. UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA  MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA  “GARUDA TOT MAN” PADA SISWA KELAS V SDN MANGKUBUMEN LOR NO.15 SURAKARTA SEMESTER I TAHUN 2015/2016. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Dinas Dikpora Kota Surakarta, Maret 2016.
Penelitian ini bertujuan unuk meningkatnya aktivitas dan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015. Mengapa aktivitas belajar perlu ditingkatkan sebab kalau tidak ditingkatkan karena aktivitas belajar sangat diperlukan dalam proses memahami materi. Kalau siswa kurang aktif dalam belajar IPA maka konsep-kondep dalam pelajaran IPA yang seharusnya dilakukan dengan pengalaman eksperimen tidak akan tercapai.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan penggunaan alat peraga “ Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas dan hasil  belajar IPA siswa pada materi organ tubuh manusia. Peningkatan aktivitas belajar IPA siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas belajar  IPA melalui observasi siswa yaitu: sebelum tindakan rata-rata aktivitas belajar  IPA siswa adalah 79,56  atau kategori sedang, kemudian pada siklus I rata-rata aktivitas belajar IPA siswa meningkat menjadi 83,68 atau kategori baik dan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar IPA siswa meningkat menjadi 92,21 atau kategori sangat baik.  Selain itu, nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal adalah 75,00 pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa meningkat menjadi 85,80 serta rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II tambah  meningkat menjadi 95,20 . Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai KKM > 77,00 sebanyak 22 siswa (64,70 %), pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa (91,18 %) serta pada siklus II meningkat menjadi 33 siswa (97,06 %).
Dengan demikian alat peraga “ Garuda Tot Man” dapat  digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil  belajar IPA siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.


Kata Kunci : Aktivitas , Hasil Belajar, Alat Peraga “Garuda Tot Man”

Pembelajaran IPA di sekolah dasar berorientasi agar peserta didik mampu memiliki kecakapan, baik ditinjau dari aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aspek pengetahuan mengarah pada penguasaan peserta didik dalam memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek sikap mengacu pada sikap ilmiah yang harus dimiliki peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPA. Sementara aspek keterampilan mengacu pada kemampuan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga aspek tersebut harus dimiliki oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.
Proses pembelajaran IPA harus melibatkan peserta didik agar dapat aktif, berpikir kritis, dan bertindak kreatif jika dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda-benda dan makhluk-makhluk, tetapi juga merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Iskandar, 2001: 5). Proses pembelajaran IPA akan lebih efektif jika ditekankan pada pendekatan keterampilan proses sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah siswa itu sendiri (Trianto, 2008: 71).
Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan kurang bermaknanya pelajaran IPA saat ini, sehingga menyebabkan aktivitas belajar siswa menjadi rendah dan pembelajaran cenderung pasif. Padahal, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendekatan pengajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran seharusnya siswa diposisikan sebagai pusat perhatian atau dengan kata lain siswa yang aktif.
Selain itu, menurut Sardiman A. M., aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja tetapi lebih menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode ceramah lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Akibatnya, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh belum memuaskan dan terbilang masih rendah (Sardiman, A. M., 2003: 95).
Sedangkan tujuan setelah selesainya penelitian ini yaitu meningkatnya aktivitas dan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015. Mengapa aktivitas belajar perlu ditingkatkan sebab kalau tidak ditingkatkan karena aktivitas belajar sangat diperlukan dalam proses memahami materi. Kalau siswa kurang aktif dalam belajar IPA maka konsep-kondep dalam pelajaran IPA yang seharusnya dilakukan dengan pengalaman eksperimen tidak akan tercapai.
Maka masalahnya adalah bagaimana cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia. Agar masalah di atas dapat teratasi maka perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu pembelajaran menggunakan alat peraga “GARUDA TOT MAN” untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta.
Sesuai dengan latar belakang yang telah peneliti kemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA  bagi siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015/2016 ? (2)  Apakah melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA  bagi siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015/2016 ? (3) Apakah melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA  bagi siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2015/2016 ?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran IPA  pada siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man”.(2) Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA  pada siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man”. (3) Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA  pada siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man”.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : (1)  Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” .(2) Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” . (3) Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” .


LANDASAN TEORI
Hakikat Aktivitas
Leont'ev menyatakan human activity is also socially mediated. Too often though, focus is placed on human action. Kalimat tersebut menyatakan bahwa aktivitas manusia merupakan perantara sosial. Sosial ini lebih ditekankan pada tindakan manusia (Leont'ev dalam Mlitwa, 2007: 110).
Martinis Yamin menyebutkan bahwa dalam diri siswa terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip inilah yang dapat mengendalikan siswa. Dengan kata lain, untuk dapat mengendalikan (mengarahkan) siswa, dibutuhkan suatu aktivitas (Martinis Yamin, 2007: 77). Dimyati juga menambahkan bahwa aktivitas pembelajaran siswa dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan masalah (Dimyati dalam Martinis Yamin, 2007: 77). Sehingga aktivitas siswa sangat berperan dalam pembelajaran.
Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Sriyono dalam http://ipotes.wordpress.com/ 2008/05/24/ prestasi-belajar/2008).


Pengertian Belajar
Menurut Sardiman A. M., belajar dalam arti luas yaitu kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman A. M., 2000: 20).
Sedangkan pengertian belajar yang lain ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya  (Slameto, 2003: 2).
Aktivitas Belajar
Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.
Aktivitas pembelajaran adalah aktivitas jasmani maupun aktivitas mental yang dapat digolongkan menjadi 5 macam aktivitas, yaitu: (1) aktivitas visual, (2) aktivitas lisan, (3) aktivitas mendengarkan, (4) aktivitas gerak, dan (5) aktivitas menulis (Moh. Uzer Usman, 2005: 22).
Rosseau menyatakan bahwa dalam belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis (Rosseau dalam Sardiman A. M., 2000: 96). Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Lebih lanjut Montessori menegaskan bahwa anak-anak itu memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri, dan pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya (Montessori dalam Sardiman A. M., 2000: 96). Aktivitas pembelajaran siswa dapat memberikan banyak manfaat.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik dalam hal kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas.
Sependapat dengan hal itu, Moh. Uzer Usman mengelompokkan aktivitas pembelajaran menjadi 5 macam, yaitu:
1)   Visual activity
2)   Oral activity
3)   Listening activity
4)   Motor activity
5)   Writing activity
Aktivitas menulis ini seperti mengarang, membuat surat, dan membuat makalah (Moh. Uzer Usman, 1995: 22).

Aktivitas Belajar IPA
Aktivitas belajar IPA tidak sekedar menghafalkan konsep-konsep, teori-teori atau menghafal gejala-gejala. Belajar IPA harus melibatkan unsur proses atau aktivitas baik mental dan fisik agar siswa memperoleh pengalaman-pengalaman nyata (Suyitno Al, 1995:113).
Dari pengertian aktivitas belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar IPA adalah kegiatan belajar IPA yang melibatkan kemampuan intelektual, emosional, fisik dan mental, baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, maupun pembentukan sikap secara terpadu supaya tercapai prestasi belajar IPA yang baik.

Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru (Dimyati dan Mudjiono dalam http: //indramunawar. blogspot. com /2009/06/, diakses pada tanggal 24 Oktober 2009). Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) (Mulyasa, 2006: 102).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah keluaran dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar yang mempengaruhi tingkat perkembangan mental seseorang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.


METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta semester 1 (satu) tahun pelajaran 2015/ 2016, dengan jumlah siswa 34 siswa yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/ 2016. SDN  Mangkubumen Lor No. 15 beralamat di Jalan dr. Moewardi No. 42, Penumping, Laweyan, Surakarta. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Agustus 2015 sampai dengan Desember 2015.
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.        Observasi

Pengamatan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur atau menilai aktivitas guru dan siswa kelas V. SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta  serta penggunakan alat peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia)  saat pembelajaran berlangsung.
Alat penilaian yang digunakan meliputi:
a.         Observasi dari teman sejawat yaitu guru kelas V.2 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, yaitu dengan menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).
b.         Observasi terhadap siswa kelas V.-3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta yang difokuskan pada pengamatan aktivitas belajar siswa.


2.        Tes

Tes yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan tes tertulis yang dilaksanakan setelah siswa melakukan aktifitas belajar IPA. Siswa mengerjakan ulangan tertulis dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPA. Hasil tes ini digunakan sebagai alat ukur ketercapaian hasil belajar IPA siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta. Hasil tes diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

3.        Dokumentasi

Data dokumen yang digunakan peneliti sebagai sumber informasi dalam penelitian ini berupa silabus IPA kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto dan video kegiatan pembelajaran, hasil observasi selama proses pembelajaran, serta hasil tes dan hasil kerja siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta Tahun ajaran 2015/ 2016 sebelum dan sesudah penggunakan alat peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia) .

Teknik Analisa Data

1.    Reduksi Data

Dalam penelitian ini reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, data nilai aktivitas belajar siswa, data hasil observasi guru dan siswa SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, serta data hasil pengamatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga “ Garuda Tot Man”.

2.    Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari penelitian digabungkan dan disimpulkan. Penyajian data yang telah direduksi disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian.
Data yang akan disajikan dalam penelitian ini meliputi data kondisi SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, data nilai aktivitas dan hasil belajar siswa, data hasil observasi guru terhadap siswa, data hasil pengamatan saat pembelajaran penggunakan alat peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia), serta data hasil dokumentasi guru sebelum dan sesudah tindakan penggunakan alat peraga “Garuda Tot Man “ ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia) dalam pembelajaran.

3.    Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali pada benar tidaknya data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian. Penarikan kesimpulan awal masih bersifat sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan melalui perefleksian kembali sehingga mendapatkan kebenaran ilmiah.

Indikator Kinerja
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila penggunakan alat peraga “Garuda Tot Man “    ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA  terhadap siswa kelas V.3 SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta  dengan KKM (Kriteria Ketutasan Minimal) sebesar 77. Indikator kinerja yang ingin dicapai untuk aktifitas belajar siswa ditargetkan berubah dari kondisi awal ada 10 siswa atau 30% siswa yang kurang aktif, maka pada kondisi akhir ditargetkan tinggal 2 siswa saja.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal aktivitas belajar siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta tergolong sedang. Ada 2 siswa yang meraih kategori nilai baik sekali, 6 siswa kategori baik, 14 siswa kategori sedang, 7 siswa kategori kurang dan masih ada 5 siswa dalam kategori kurang sekali. Fakta tersebut menunjukkan aktivitas siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta masih perlu ditingkatkan.Terlihat pula bahwa aktivitas belajar siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta pada kondisi awal menunjukkan Keaktifan Melihat skor nilai 78 dalam kategori sedang, Keaktifan Berbicara skor 73 kategori sedang, Keaktifan Mendengarkan skor 71 kategori sedang, Keaktifan Menulis skor 73 kategori sedang dan Keaktifan Mental skor 80 dalam kategori sedang. Fakta tersebut menunjukkan aktivitas siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No.15 Surakarta masih dalam kondisi sedang dan ini sangat perlu ditingkatkan.
Pada prasiklus terdapat 12 siswa yang belum mencapai nilai KKM yaitu 35,29%. Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai KKM sejumlah 22 orang atau 64,70%. Rata-rata nilai pada pra siklus adalah 79,56.  Hasil belajar IPA pada kondisi awal prestasi terendah 50, prestasi tertinggi 95, prestasi rerata 79,56 dan jumlah siswa lulus KKM 22, Jumlah siswa tidak lulus KKM 12. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No. 15 masih rendah dan perlu ditingkatkan. Perolehan nilai hasil belajar IPA pra siklus berdasarkan rentang nilai dapat dilihat dalam diagram pastel berikut.






Diagram pastel perolehan nilai hasil belajar Pra Siklus

Deskripsi Siklus I
Aktivitas belajar IPA pada siklus I menunjukkan bahwa ada 9 siswa memperoleh kategori nilai sangat baik, 13 siswa memperoleh kategori baik, 12 siswa kategori sedang dan tidak ada siswa kategori kurang. Data Keaktifan Melihat dalam kategori baik dengan skor 88, Keaktifan Berbicara kategori sedang dengan nilai 86, data Keaktifan Mendengarkan dalam kategori sedang dengan skor 84, Keaktifan Menulis dalam kategori sedang dengan skor 82 dan Keaktifan mental dalam kategori baik dengan skor 89. Dengan melihat hasil data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui bahwa ada peningkatan nilai aktivitas belajar pada siklus I dibandingkan kondisi pra siklus.
Pada siklus  I terdapat 3  siswa yang belum mencapai nilai KKM yaitu 8,82%. Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai KKM sejumlah 31 orang atau 91,18%. Rata-rata nilai pada siklus I adalah 83,68. Hasil belajar IPA pada kondisi awal menunjukkan prestasi terendah 70, prestasi tertinggi 100, prestasi rerata 83,68. Jumlah siswa lulus KKM 31 dan jumlah siswa tidak lulus KKM 3 orang. Sedangkan perolehan nilai hasil belajar IPA pra siklus berdasarkan rentang nilai dapat dilihat dalam diagram pastel berikut.









Diagram Pastel Rentang Nilai Siklus I

Refleksi Siklus I
Dengan melihat hasil data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui bahwa ada peningkatan nilai aktivitas belajar pada siklus I dibandingkan kondisi pra siklus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari kondisi awal aktivitas belajarnya rata-rata 75 ( kategori sedang ) ke siklus I dengan rata-rata aktivitas belajar 85,8 ( kategori baik ). Nilai terendah meningkat dari 50 menjadi 70 atau meningkat 28,57%, rerata nilai meningkat dari 79,56 menjadi 83,68 atau 4,92%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa melalui pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari kondisi awal hasil belajarnya rata-rata rerata 79,56  ke siklus I dengan rata-rata hasil belajar 83,68.


Deskripsi Siklus II
Hasil data nilai aktivitas belajar IPA pada siklus II menunjukkan bahwa ada 9 siswa memperoleh kategori nilai sangat baik, 13 siswa memperoleh kategori baik, 12 siswa kategori sedang dan tidak ada siswa kategori kurang. Data Keaktifan Melihat dalam kategori baik dengan skor 88, Keaktifan Berbicara kategori sedang dengan nilai 86, data Keaktifan Mendengarkan dalam kategori sedang dengan skor 84, Keaktifan Menulis dalam kategori sedang dengan skor 82 dan Keaktifan Mental dalam kategori baik dengan skor 89. Dengan melihat hasil data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui bahwa ada peningkatan nilai aktivitas belajar pada siklus II dibandingkan kondisi siklus I. pada siklus  II terdapat 3  siswa yang belum mencapai nilai KKM yaitu 8,82%. Sedangkan siswa yang sudah mencapai nilai KKM sejumlah 31 orang atau 91,18%. Rata-rata nilai pada siklus I adalah 83,68. Hasil belajar IPA pada kondisi awal menunjukkan prestasi terendah 70, prestasi tertinggi 100, prestasi rerata 83,68. Jumlah siswa lulus KKM 31 dan jumlah siswa tidak lulus KKM 3 orang. Sedangkan perolehan nilai hasil belajar IPA siklus I  berdasarkan rentang nilai dapat dilihat dalam diagram pastel berikut.






Grafik 9. Diagram Pastel Rentang Nilai Siklus II


Refleksi Siklus II
Dengan melihat hasil data nilai aktivitas belajar IPA dapat diketahui bahwa ada peningkatan nilai aktivitas belajar pada siklus II dibandingkan kondisi siklus I.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari kondisi siklus I aktivitas belajarnya rata-rata 85,8 ( kategori baik )ke siklus II dengan rata-rata aktivitas belajar 95,2 ( kategori sangat baik ). Nilai terendah meningkat dari 70 menjadi 75 atau meningkat 6,67%, rerata nilai meningkat dari 83,68 menjadi  92,21 atau 9,25%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa melalui pemanfatan alat peraga “Garuda Tot Man” dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia bagi siswa kelas V SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun 2014/2015 dari kondisi siklus I belajarnya rata-rata rerata 83,68 ke siklus II dengan rata-rata hasil belajar 92,21.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Melalui penggunaan alat peraga “ Garuda Tot Man” ( Gaya Rubah Benda Tiruan Organ Tubuh Manusia ) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas V.3 SD N Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/ 2016.
Sedangkan berdasarkan hasil tindakan dua siklus yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran dapat ditarik simpulan bahwa dengan menggunakan alat peraga “Garuda Tot Man”  dapat meningkatkan hasil belajar  IPA siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Tahun Pelajaran 2015/2016. Selain itu, berdasarkan data hasil tingkat ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, pada kondisi awal yaitu 22 siswa atau 64,70 % siswa yang tuntas (KKM > 77) dengan rata-rata 75,00 kemudian pada siklus I sebanyak 31 siswa atau 91,18% siswa yang tuntas (KKM > 77) dengan rata-rata 91,18 dan pada siklus II sebanyak 33 siswa atau 97,06% siswa yang tuntas (KKM > 77) dengan rata-rata 95,20. Dengan demikian, penggunaan alat peraga “Garuda Tot Man” dalam pembelajaran IPA materi OrganTubuh Manusia dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V.3 SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta pada semester I tahun pelajaran 2015/2016.
Ada beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, antara lain : (1) Supaya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat maka perlu penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” .(2) Sebagai pengalaman dan keterampilan bagi guru tentang penggunaan alat peraga  “Garuda Tot Man” dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. (3) Untuk menambah koleksi perpustakaan yang berupa penelitian tindakan kelas hasil karya guru maka laporan penelitian ini perlu  didokumenkan sebagai bahan referensi bagi para guru di SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta untuk karya penelitian tindakan kelas selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press
Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
Mlitwa. 2007. International Education Journal: Technology for teaching and learning in higher education contexts: Activity theory and actor network theory analytical perspectives. Afrika Selatan: Cape Peninsula University of Technology (CPUT).
Moh. Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakartya
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sriyono. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. http://ipotes.wordpress.com/2008/ 05/24/prestasi-belajar/ diakses 12 Januari 2010
Suyitno Al. 1995. Cakrawala Pendidikan: Karakteristik IPA dan Konsekuensi Pembelajarannya Bagi Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta



  Berbagi Untuk Menginspirasi Best Practice Lomba Anugerah Konstitusi Tahun 2016 Gelar Nadi Cintaku Untuk Penumbuhan Budi Pekerti dan Kesada...